Responsive Banner design
Home » » Penyebab Biduran Dan Cara Mengatasinya

Penyebab Biduran Dan Cara Mengatasinya

Biduran, Biduran merupakan penyakit kulit yang sering di jumpai dan merupakan hal biasa terjadi. Biduran atau kaligata atau urtikaria dalam istilah kedokterannya merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan bentol-bentol kemerahan, sangat gatal, sering disertai rasa tertusuk dan panas.
Biduran bisa datang tanpa permisi dan tak kenal waktu, dapat terjadi di bagian tubuh mana saja dengan bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Karena gatalnya terkadang seseorang yang mengalami biduran sering menggaruk sehingga bentol-bentol tersebut menjadi makin meluas.



Sekitar 10-25% orang pernah mengalami biduran, paling tidak sekali dalam hidupnya. Biduran akut lebih sering terjadi pada anak muda, umumnya laki-laki lebih sering dari perempuan. Sedangkan biduran kronik lebih sering pada wanita usia pertengahan (60%). Orang-orang dengan riwayat atopi, akan lebih mudah terkena biduran.
Survey dari National Ambulatory Medical Care USA, dari 1990 - 1997 di temukan wanita 69% dari semua pasien urtikaria yang datang berobat. Distribusi usia paling sering adalah 0-9 tahun dan 30-40 tahun. Kejadian urtikaria pada populasi umumnya 1-5 %.


  • Mekanise Terjadinya Biduran
    Biduran terjadi ketika seseorang terkena sesuatu yang bisa memicu, kemudian beberapa sel di dalam tubuhnya melepas histamin dan zat-zat lain. Hal ini menyebabkan bocornya cairan dari pembuluh darah kecil di bawah kulit. Cairan ini akan membentuk bentolan ketika berkumpul di bawah kulit, yang lazim disebut biduran.

  • Penyebab
    Dasar penyebabnya adalah atopi. Atopi adalah suatu keadaan atau kelainan alergi yang sifatnya diturunkan dari dalam satu keluarga dengan manifestasi penyakit seperti biduran, radang kulit berulang, timbulnya pada tempat tertentu dengan tanda khas sesuai umur (dermatitis atopi), asma, sering pilek , bersin sampai hidung tersumbat dan biasanya terdapat pula tanda lain berupa lingkaran gelap di mata, kulit kering dan wajah agak pucat.
    Dari hasil penelitian, ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Ketidakpastian penyebab timbulnya urtikaria disebabkan faktor yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan.
    Diduga penyebab biduran antara lain sebagai berikut :
    Obat-obatan : antibiotik (penicillin, sulfa, tetrasiklin), penghilang rasa sakit, aspirin, obat hormonal, pil kontrasepsi)
    Makanan, seperti udang, ikan, putih telur, kerang, kacang, coklat, susu, tomat, arbei, keju, bawang, semangka, tartrazine (pada minuman atau permen berwarna jingga atau kuning), natrium benzoate yang di gunakan secara luas sebagai bahan pengawet dan penyedap rasa.
    Bahan yang sering kontak dengan tubuh (sabun cair, hand and body lotion)
    Gigitan atau sengatan serangga (nyamuk, lebah dan lainnya)
    Inhalan seperti serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang dan aerosol
    Kontak dengan kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuhan, buah-buahan
    Kosmetik
    Faktor fisik seperti udara dingin, panas, cahaya matahari, getaran, gesekan atau tekanan (goresan, pakaian ketat, semprotan air, ikat pinggang)
    Infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit
    Lingkungan yang kotor (debu rumah)
    Psikis : stres emosional atau gelisah
    Penyakit sistemik (limfoma, hipertiroid, lupus eritematosus dan keganasan)
    Gangguan hormonal (kehamilan, menstruasi)
    dll.

  • Klasifikasi
    Berdasarkan lamanya, biduran (urtikaria) dibedakan menjadi urtikaria akut dan kronik. Urtikaria akut, bila kelainan kulit terjadi selama 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu namun timbul setiap hari. Sekitar 20%-30% pasien dengan urtikaria akut berkembang menjadi kronis. Sedangkan urtikaria kronik terjadi lebih dari 6 minggu lamanya.
    Berdasarkan morfologinya, maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria papular, gutata (sebesar ukuran tetesan air), dan girata (ukuran besar-besar).
    Berdasarkan dalam dan luasnya urtikaria, maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal, generalisata dan angioedema. Dan berdasarkan penyebabnya maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria imunologik, non-imunologik dan idiopatik.

  • Gejala
    Timbulnya ruam (bercak kemerahan) disertai penonjolan (bentol) di permukaan kulit yang berbatas tegas dengan ukuran berbeda-beda dan terasa sangat gatal, terbakar dan menusuk
    Timbul secara tiba-tiba, memutih atau memudar bila di tekan dan jika di garuk akan timbul bentolan baru.
    Bentolan membesar lalu menyebar atau bergabung satu sama lain membentuk bentolan yang lebih besar
    Bentuknya berubah - ubah , hilang timbul dalam beberapa menit atau jam
    Terdapat di bagian tubuh manapun
    Bisa menyebabkan bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata atau keduanya), bibir membengkak, daun telinga menebal.
    Adakalanya disertai perut mulas serta rasa demam.

  • Pemeriksaan Penunjang
    Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria :
    Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam
    Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
    Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
    Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.

  • Penanganan
    Penanganan biduran, yang paling ideal adalah menghindari penyebab atau faktor pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. Cara menemukan faktor pencetus adalah dengan mencatat obat, makanan atau bahan yang ketika di konsumsi atau di gunakan menyebabkan timbulnya biduran.
    Usahakan jangan digaruk. Karena jika digaruk maka maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk semakin gatal.
    Namun jika telah terjadi biduran, maka dokter akan memberikan pengobatan dengan :
    Anti histamine (sangat bermanfaat) karena dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar kasus, namun tidak dapat menghilangkan penyebabnya
    Kortikosteroid akan diberikan bila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup, obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius.
    Pengobatan lokal berupa bedak atau lotion yang mengandung menthol
    Pada kasus biduran yang berat dan angioedema dapat diberikan suntikan adrenalin (epinephrine)

  • Prognosis
    Pada umumnya prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat. Urtikaria yang akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi. Urtikaria yang kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit di cari. Namun pada urtikaria yang disertai angioedema dapat saja terjadi penyumbatan jalan nafas yang dapat mengancam jiwa.

  • Pencegahan
    Untuk mencegah terulangnya biduran, usahakan mencari penyebab alergi dan perhatikan bahan apa saja yang baru disentuh, dimakan, atau diisap ketika mulai terserang biduran. Jika penyebabnya adalah makanan, maka hindari makanan tersebut, jika penyebabnya adalah udara dingin, maka kenakan pakaian tebal dan hangat yang bisa menutupi seluruh tubuh, jika perlu kenakan sarung tangan dan kaos kaki.
    Hindari alergen yang diketahui. Termasuk beberapa makanan dan penyedap makanan, obat-obatan dan beberapa situasi seperti panas, dingin atau stress emosional. Hindari pengobatan yang dapat mencetuskan urtikaria seperti antibiotik golongan penisilin, aspirin dan lainnya.

1 comments:

  1. tanks gan infonya..

    kunjungi juga blog ane

    kluetandroid.com

    playstore-index.blogspot.com

    ReplyDelete

Powered by Blogger.